Anak-anak yang tengah menempuh studi atau tengah duduk dibangku sekolah memiliki ragam perkembagan. Berbagai artikel banyak mengulas tentang tahapan perkembangan anak sekolah. Adapun perkembangan anak sekolah adalah melalui tahap atau masa sebagai berikut.
Tahapan Perkembangan Anak Sekolah
Sebelum masa sekolah ada namanya masa tahapan pra-sekolah. Pada tahapan ini akan meliputi masa Vital dan masa Estetik. Selain itu juga ada tahapan sensorimotor yang mana tahapan ini dari lahir hingga 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek).
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
- Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
- Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
- Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.
Sedangkan yang dimaksud dengan masa vital adalah masa perkembangan, dimana individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umurnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.
Secara singkat ada 8 tanda-tanda esensial yang dapat di sebutkan dalam perkembangan pra usia sekolah dari 1 tahun sampai 4 tahun, sebagai berikut:
- Permulaan periode anak bisa duduk berjalan dengan bantuan pada umur 4 tahun sudah dapat meloncat-loncat, memanjat, dan merangkak di bawah meja dan kursi.
- Pada 4 tahun terjadi kordinasi anatara mata dengan tangan dan melakukan ekspolari dengan tangan melalui manipulasi dengan benda-benda.
- Sudah dapat berbahasa bercakap-cakap dengan keluarga teman sebaya dan dapat menyatakan keinginan dan kebutuhan-kebutuhannya.
- Pada akhir periode ini anak memperoleh pengertian banyak mengenai benda berdasarkan bentuk dan warna,membedakan suara keras dan lembut.
- Mengerti ruang dan waktu, membedakan siang dan malam.
- Pengertian akan norma sudah ada tapi masih baku berupa kata-kata “baik”, “buruk”, “jangan”yang menjadi norma batin bagi tingkah laku selanjutnya.
- Perbuatan dan tingkah lakunya sudah ditentukan oleh kognitif berupa rencana tidak lagi secara kebetulan.
- Anak tidak hanya menginginkan ada bersama-sama dengan orang dewasa melainkan ia sudah menginginkan dapat bergaul secara aktif dengan mereka. Di samping itu ada kebutuhan untuk bergaul dengan teman sebaya.
Sedangkan masa estetik diyakini sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka. Perkembangan kemampuan peserta didik pada usia ini (sampai 5 tahun) berada dalam periode “praoperasional” tahap pra-operasionla dari 2 hingga 7 tahun (mulai memiliki kecakapan motorik).
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
Peserta didik belum mampu menyelesaikan persoalan melalui cara berpikir logik sistematik. Kemampuan mengolah informasi dari lingkungan belum cukup tinggi untuk dapat menghasilkan transformasi yang tepat. Demikian juga perkembangan moral peserta didik masih berada pada tingkatan moralitas yang baku. Peserta didik belum sampai pada pemilihan kaidah moral sendiri secara nalar. Perkembangan nilai dan sikap sangat diperngaruhi oleh situasi yang berlaku dalam keluarga. Nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga akan diadopsi oleh peserta didik melalui proses imitasi dan identifikasi. Keterkaitan peserta didik dengan suasana dan lingkungan keluarga sangat besar.
Perkembangan Anak Sekolah
Perkembangan Anak Sekolah adalah salah satu upaya untuk mengetahui karakteristik perkembangan anak sekolah dan dirasa sangat perlu dilakukan oleh orangtua maupun para guru dalam menjalankan pendidikan ataupun parenting, agar dapat membantu perkembangannya secara psikologis.
Apakah itu perkembangan kognitif maupun fisik untuk psikologi anak sekolah, menurut Piaget anak pada usia (7-11 tahun) berada dalam tahap operasional konkret yaitu dimana anak sudah mampu berpikir rasional, seperti penalaran untuk menyelesaikan suatu masalah yang konkret (aktual), oleh karena itu tumbuh kembang di masa ini sangat perlu menjadi perhatian. Di Indonesia pada umumnya anak usia sekolah adalah umur 6-12 tahun yang sudah memasuki pendidikan formal tingkat dasar. Untuk memahami tumbuh kembang anak sekolah secara kognitif dan sebagai bahan referensi, berikut ini pembahasan tentang perkembangan anak sekolah.
Perkembangan anak sekolah tidak bisa dipisahkan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan mulai anak-anak usia dini hingga masa sekolah dasar.
Perkembangan anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) memiliki ciri-ciri perkembangan sebagai berikut:
- Tumbuh Kembang Secara Fisik
Perkembangan anak SD dilihat dari tumbuh kembang fisik motorik adalah pertumbuhan anak di usia ini relatif lambat dan relatif seimbang dibandingkan anak usia dini. Pengertian perkembangan fisik adalah rentetan perubahan jasmani manusia secara anatomis ataupun fisiologis menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Perkembangan fisik motorik ini umumnya ditandai hal-hal sebagai berikut: Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi gemuk. Gigi susu berganti gigi tetap. Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah. Masih senang berlari. Secara umum pada usia SD (6-12) tahun, anak sudah dapat mereaksi rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti menulis, membaca, dan menghitung. Adapun tujuan pengembangan fisik motorik adalah untuk melatih keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar, motorik halus sehingga anak dapat meloncat, memanjat, dan lain sebagainya, selain anak juga dapat bermain musik, menari bahkan dapat membuat kerajinan tangan.
- Tubuh Kembang Secara Kognitif
Pengertian perkembangan kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang/anak itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Perkembangan kognitif anak ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: Dapat mengikuti instruksi dan mengerjakan tugas tertentu. Tumbuh rasa tanggung jawab karena anak di usia ini lebih mengerti. Senang mendengarkan cerita meskipun sudah dapat membaca. Cara berfikirnya berdasarkan hal yang konkrit. Belum mempunyai pendapat sendiri, masih bergantung pada pendapat orang dewasa, orang tua maupun guru. Konsentrasi dapat bertahan lebih lama. Belum mengerti hal yang abstrak.
Teori perkembangan kognitif ini dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan serta berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, kembali menurut Piaget, perkembangan kognitif berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Anak usia 7-11 tahun memasuki periode operasional konkrit adalah masa dimana anak memiliki kemampuan berfikir secara rasional. Pada usia ini anak-anak sudah mulai belajar tentang pendidikan formal yang menuntut daya konsentrasi, setelah melewati masa dunia anak bermain dan belajar.
- Tumbuh Kembang Secara Sosial
Perkembangan sosial anak adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial anak usia dini dan usia sekolah dasar. Secara sederhana definisi perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan yang saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Perkembangan Sosial anak ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: Anak memiliki rasa hormat dan segan kepada guru. Dapat menyesuaikan diri dengan teman sebaya, sifat egosentris mulai hilang dan berganti dengan kesanggupan untuk mengerti. Menurut Jean Piaget, egosentrisme adalah kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Masih merasa dekat dengan orang tua. Kurang sabar terhadap anak kecil.
- Tumbuh Kembang Secara Bahasa
Perkembangan bahasa adalah perkembangan aspek penting dalam perkembangan anak karena aspek-aspek bahasa merupakan alat komunikasi yang mempunyai fungsi sosial, dan bahasa mempunyai fungsi-fungsi ekspresif. Anak usia sekolah dasar akan bertambah kosa katanya seiring dengan pertambahan pengetahuan yang diadapat di pendidikan formal maupun non-formal, dengan penguasaan dan penambahan kosa kata tersebut membuat anak akan lebih luas dalam memahami dan mengerti.
Itulah beberapa hal tentang memahami perkembangan anak sekolah. Selain itu, mungkin Anda juga ingin memberikan hadiah bagi anak Anda untuk menyemangati sekolahnya berupa kaos kartun anak-anak atau kaos animasi kesukaan yang mana bisa didapatkan di grosir kaos anak.