Implementasi Pelajaran Agama Pada Setiap Jenjang Pendidikan

Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini jelas tercantum pada UUD 1945 mulai dari pasal 27 hingga pasal 34 UUD 1945. Salah satu poin HAM yang dijamin oleh UUD 1945 adalah kebebasan untuk beragama atau meyakini suatu keyakinan yang telah diakui oleh negara. Oleh karena itu, setiap WNI bisa menjalankan agamanya dengan bebas dan aman. Ketentuan ini diatur dalam pasal 28 E ayat 1 dan 2.

Salah satu perwujudan kebebasan beragama di Indonesia adalah dengan menjalankan pembelajaran agama di seluruh jenjang pendidikan. Hal ini mencakup institusi pendidikan negeri maupun luar negeri. Mapel Agama menjadi salah satu mapel yang penting untuk diselenggarakan. Selain perwujudan sebagai kebebasan beragama, pelajaran agama menjadi salah satu peran penting bagi pendidikan moral bagi para generasi muda.Oleh karena itu, mapel agama diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Alokasi pembelajaran agama di sekolah disesuaikan dengan jenis sekolah dan kurikulum yang berlaku. Hal ini dilakukan agar pembelajaran agama dapat dilakukan secara efektif.

Penerapan Pembelajaran Agama di Sekolah

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Indonesia menjunjung tinggi kebebasan beragama bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat berhak untuk menganut salah satu agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia. Agama resmi yang diakui di Indonesia ada enam yaitu Islam, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Setiap agama tentu memiliki inti ajaran yang berbeda – beda. Oleh karena itu, pembelajaran agama di sekolah disesuaikan dengan agama yang dianut.

Setiap jenjang pendidikan di setiap sekolah selalu mengalokasikan beberapa jam pelajaran untuk digunakan sebagai jam belajar agama. Ruangan yang digunakan untuk pembelajaran juga disesuaikan dengan kondisi sekolah tersebut. Sebagai contoh, di sebuah sekolah yang mayoritas siswanya beragama Islam, mereka akan sering belajar di dalam kelas. Sedangkan siswa yang beragama lain akan belajar di ruang khusus. Hal ini bukanlah sebuah bentuk diskriminasi akan tetapi bentuk pembagian ruang agar semua siswa dapat belajar agama dengan nyaman. Apabila para siswa yang menganut agama yang berbeda belajar pada satu ruang yang sama, maka akan menimbulkan situasi yang tidak kondusif. Oleh karena itu, banyak sekolah yang menyediakan ruang belajar agama khusus bagi para siswa yang menganut agama berbeda.

Para siswa di sekolah mendapatkan pembelajaran tentang agama sesuai dengan kebutuhan mereka. Pada pendidikan dasar, umumnya pembelajaran agama dilakukan untuk mengenalkan mereka tentang agama yang mereka anut dan Tuhan yang mereka sembah. Seiring semakin meningkatnya tingkat pendidikan para siswa, mereka akan mempelajari hal yang lebih detail dan spesifik. Hal ini dilakukan agar para siswa benar – benar memahami agama yang mereka anut. Selain itu, seperti mata pelajaran (mapel) yang lain. Para siswa juga akan mengikuti ujian agama di setiap semester maupun ulangan harian. Bentuk ujian bisa berupa tes tertulis maupun praktek. Tujuan dari penyelenggaraan tes adalah untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman siswa tentang pembelajaran agama serta efektivitas dari pembelajaran agama yang dianut. Cara ini diterapkan hampir di seluruh sekolah yang ada di Indonesia.

Pembelajaran agama tidak hanya dilakukan secara eksplisit oleh guru agama saja akan tetapi juga dilakukan oleh guru mata pelajaran yang lain secara implisit. Mengapa? Pembelajaran agama juga termasuk dalam Kompetensi Inti yang harus dikuasai oleh para siswa. Mereka harus menerapkan nilai dan norma yang berlaku pada agama yang dipeluk dalam kehidupan sehari – hari termasuk dalam implementasi ilmu pengetahuan yang lain. Oleh karena itu, setiap guru mata pelajaran yang lain juga menyusupkan pembelajaran agama meskipun secara tidak langsung. Para guru bisa menjelaskan materi pelajaran yang lain dan dihubungkan dengan kekuasaan Tuhan. Hal ini penting untuk dilakukan agar para siswa tidak terombang – ambing dalam memilih ilmu pengetahuan dan ilmu agama.

Pembelajaran agama yang diberikan di sekolah tidak hanya berupa teori saja akan tetapi juga berupa praktik agama secara langsung. Guru akan mengajarkan tentang tata cara beribadah, berdoa, ritual agama yang harus dilakukan, serta perayaan hari besar agama. Hal ini dilakukan agar para siswa tidak hanya memahami agama berupa teori saja akan tetapi juga praktek keagamaan sebagai bekal kehidupan. Oleh karena itu, pembelajaran agama penting untuk dilakukan sebaik – baiknya. Para guru harus menyiapkan instrumen pembelajaran agama sesuai dengan kondisi dan kurikulum yang berlaku.

Pembelajaran agama tentu diberikan bukan tanpa alasan. Ada banyak fungsi dari pembelajaran agama bagi para siswa baik sebagai manusia maupun warga negara. Salah satu fungsi dari pembelajaran agama sebagai media pemberian prinsip dan pedoman hidup yang benar bagi para siswa. Prinsip dan pedoman hidup tersebut dipegang oleh para siswa di dalam kehidupan sehari – hari dan tidak hanya untuk kehidupan mereka selama di dunia akan tetapi juga di akhirat. Hal ini penting dilakukan agar para siswa tidak salah dalam mengambil pedoman hidup dan terhindar dari tindakan yang melanggar norma agama serta merugikan diri mereka sendiri dan orang lain di sekitarnya.

Selain itu, pembelajaran agama juga memiliki peran penting untuk membentuk para siswa yang memiliki nilai religius yang tinggi serta prinsip agama yang baik. Hal ini harus dilakukan untuk mengurangi resiko dari kerusakan yang timbul ketika para siswa tidak mengenal agama mereka di tengah kondisi globalisasi dimana semua akses informasi dan konten dapat berpindah dengan cepat. Pembelajaran agama yang mengedepankan nilai religius memungkinkan para siswa untuk memikirkan kembali hal baik yang bisa dilakukan dan hal buruk yang perlu dihindari. Dengan cara ini mereka tidak akan salah langkah dalam mengambil jalan hidup. Pembelajaran agama juga diharapkan bisa mengajarkan para siswa untuk belajar tentang tanggung jawab. Mereka belajar tentang perbuatan baik yang perlu dilakukan dan perbuatan dosa harus dihindari. Hal ini akan membantu para siswa ketika mereka mengambil keputusan atau sebelum melakukan sesuatu apakah akan berakibat baik atau buruk.

Pembelajaran agama di sekolah juga menjadi salah satu cara untuk lebih mengenalkan agama bagi para siswa yang tidak mendapatkan pengajaran agama di rumahnya. Seperti yang telah diketahui, banyak orang tua siswa yang tidak memiliki pengetahuan cukup dari agama yang mereka anut. Oleh karena itu, pembelajaran agama yang dilakukan di sekolah diharapkan dapat membantu para siswa untuk belajar agama dengan lebih baik. Meskipun pada kondisi tertentu, jam mapel agama terbatas terutama di sekolah umum. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi para guru untuk bisa melaksanakan pembelajaran agama yang efektif dan efisien. Selain itu, para siswa juga sebaiknya tidak menyepelekan mapel agama meskipun alokasi waktu pembelajarannya terbatas.

Implementasi Pembelajaran Agama di Sekolah Islam

Penduduk Indonesia memang menganut agama yang berbeda – beda. Akan tetapi, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Oleh karena itu, pembelajaran agama yang dilakukan di sekolah seringkali pembelajaran agama Islam. Selain itu, Indonesia memiliki banyak sekolah Islam yang tersebar di banyak provinsi dan kota. Pembelajaran agama Islam di sekolah Islam tentu berbeda dengan pembelajaran agama di sekolah umum. Hal yang membedakan adalah materi agama Islam serta alokasi waktu pembelajaran.

Jika pada sekolah umum, pembelajaran agama Islam merupakan satu mata pelajaran, maka pembelajaran agama Islam di sekolah Islam dibagi menjadi beberapa mata pelajaran seperti Al Qur’an Hadits, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Pada beberapa sekolah Islam yang memiliki afiliasi dari pesantren juga akan membagi mapel tersebut juga akan membagi mapel tersebut ke beberapa sub mapel yang lebih spesifik. Sehingga, para siswa akan mempelajari agama dengan lebih terperinci dibandingkan dengan para siswa yang belajar agama di sekolah umum. Perbedaan lainnya adalah alokasi waktu pembelajaran yang lebih banyak dibandingkan pembelajaran agama di sekolah umum. Hal ini sejalan dengan beban materi yang harus diajarkan. Oleh karena itu, tak heran jika jam belajar siswa di sekolah Islam lebih panjang dibandingkan sekolah umum.

Setiap jenjang pendidikan di sekolah Islam tentu memiliki kedalaman ilmu agama yang berbeda. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan para siswa. Salah satu contohnya adalah materi pembelajaran agama yang ada di kelas XII Madrasah Aliyah. Salah satu mapel agama yang diajarkan adalah Aqidah Akhlak. Beberapa materi yang dipelajari di mapel Aqidah Akhlak adalah nilai – nilai mulia Asmaul Husna, membiasakan akhlak terpuji, menghindari akhlak tercela, adab pergaulan dalam Islam, membiasakan adab membaca Al Qur’an dan berdoa, serta meneladani sifat Ibnu Rusyd dan Muhammad Iqbal. Sedangkan materi pelajaran Fiqih bagi siswa kelas XII adalah pemerintahan dalam Islam, jihad dalam Islam, sumber hukum Islam, hukum syar’i, dan kaidah ushuliyah. Sementara itu, materi Al Qur’an Hadits bagi siswa kelas XII adalah membudayakan hidup sederhana dan menyantuni dhuafa, menghadapi cobaan dengan senyuman, menjaga kelestarian alam, Islam mendorong pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), membangun budaya kritis melalui dakwah, menjalankan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, menyelesaikan masalah dengan musyawarah, serta membiasakan perilaku hidup tentram dan adil.

Pembelajaran agama di dalam sekolah Islam juga memiliki bentuk evaluasi yang berbeda dengan mapel agama di sekolah umum. Para siswa yang belajar di sekolah Islam harus menempuh Ujian Akhir Madrasah yang mengujikan seluruh materi agama baik teori maupun praktik. Selain itu, dalam aktivitas pembelajaran agama, sekolah juga mengadakan beberapa program yang harus dijalani oleh para siswa seperti pembiasaan Sholat Dhuha, tadarus bersama di pagi dan siang hari, sholat berjamaah, pesantren kilat, doa bersama, dll. Hal ini dilakukan agar para siswa bisa memahami agama mereka tidak hanya teorinya saja akan tetapi juga dalam kehidupan sehari – hari. Di sisi lain, sekolah Islam juga menyelenggarakan pembelajaran mapel yang sama dengan sekolah umum. Sehingga, para siswa akan mendapatkan dua hal sekaligus yaitu pembelajaran mapel umum dan mapel agama. Berbagai macam materi mata pelajaran bisa dilihat di ranahnetizen.com. Situs ini menyediakan materi pelajaran yang bisa digunakan oleh para siswa.